Ciri-Ciri Pendidikan Vokasi yang Baik
Untuk merealisasikan tujuan yang telah diputuskan di atas, maka perlu dilakukan revitalisasi sekolah kejuruan untuk memvariasikan metode sekolah kejuruan ke atas. Berikutnya menjelaskan sejumlah ciri dari sekolah kejuruan yang sangat baik.
1. Pembelajaran dan Pelatihan Abad XXI untuk Perbaikan Berkelanjutan
Dalam mempersiapkan tenaga kerja yang ahli dan sesuai dengan acara, diperlukan aset yang dilengkapi dengan kemampuan abad XXI. Melalui Pembelajaran Abad XXI, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan yang meliputi kemampuan hidup dan profesinya, kemampuan belajar dan berinovasi, serta kemampuan dalam menggunakan info, media dan keahlian. Kestabilan antara penghimpunan keinginan perbaikan wilayah dan keharusan memperkenalkan XXI Century Expertise harus dikelola dengan baik karena masyarakat pribumi memiliki tuntutan selain melestarikan tradisi dan bahasa, selain untuk mengantisipasi mobilitas sosial dan geografis anak-anak mereka.
Training for Sustainable Improvement / ESD (Training for Sustainable Improvement) diuraikan sebagai upaya untuk menawarkan mahasiswa dengan dua jenis kemampuan, khususnya (1) data, keterampilan, dan nilai untuk menjawab tantangan sosial, lingkungan, dan keuangan di lingkungan XXI. Century, dan (2) kemampuan untuk membantu menjaga dan memulihkan kualitas lingkungan yang tinggi dan meningkatkan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial.
Selain itu, ESD memupuk pemahaman mahasiswa tentang masalah yang dihadapi terkait dengan perbaikan berkelanjutan, pandangan dan keinginan masyarakat yang sangat berbeda di era selanjutnya di Indonesia dan di berbagai elemen dunia. ESD diintegrasikan ke dalam metode sebagai cara untuk memberdayakan peserta didik dan menginspirasi mahasiswa untuk diajar dari dalam dan dari lingkungan di luar kampus.
2. Pembelajaran Abad XXI: dari Kompetensi ke Fungsionalitas
Dalam ranah persekolahan, terdapat tiga model akademik, khususnya yang disebut sebagai (1) model pembinaan, (2) model peningkatan keterampilan, dan (3) model pengembangan potensial. Model dasar dan kedua sangat populer di sekolah bergaya industri, yang "mengeksploitasi" aset manusia untuk tujuan salinan keuangan dengan sekolah. Gagasan untuk merenung adalah gagasan tentang efektivitas sosial, terutama bahwa kurikulum persekolahan dirancang terutama berdasarkan kompetensi dengan acuan utama untuk pekerjaan yang diinginkan dalam bidang pekerjaan atau keterampilan tertentu. Dengan demikian, persekolahan menjalankan tugasnya secara efektif karena penetapan perlindungan kompetensi dalam kurikulum menjadi sangat jelas, pasti, dan tidak fleksibel.
3. Kerja sama dengan DUDI
Pendidikan vokasi yang baik adalah pendidikan vokasi yang juga menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan DUDI. Untuk memiliki kemampuan tersebut maka mata kuliah pengajar dan pembelajaran harus sesuai dan sesuai dengan DUDI. Kehadiran DUDI tidak semata-mata sebagai wadah mahasiswa SMK untuk magang. Meskipun demikian, keterlibatan DUDI harus meniru implementasi pengalaman kembar DUDI dengan perguruan tinggi agar tujuan akademik dapat tercapai.
Metode pelibatan DUDI dapat berupa perbaikan kurikulum agar kurikulum menjadi lebih terkait dengan keinginan. DUDI juga dapat menghadirkan pembinaan bagi para akademisi dan pendidik agar datanya selalu terupdate dengan mengikuti event mesin atau metode yang sesuai dengan program vokasi. Ada kalanya DUDI mengirimkan tenaga terampil sebagai akademisi pendamping atau pembimbing agar mahasiswa dapat bekerja sama secara instan dengan para profesional.
Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan Sistem Pelatihan Nasional Kuantitas 23 tahun 2013, DUDI dapat peduli dalam pembiayaan sekolah. Di perguruan tinggi yang bekerja secara hati-hati dengan DUDI, DUDI dapat terlibat dalam pembangunan laboratorium atau mengikuti situs web atau menawarkan peralatan yang sesuai di perguruan tinggi. Fakultas-fakultas yang terkait erat dengan DUDI dan dapat menerapkan kemampuan kembar mengikuti pasti bisa menghasilkan lulusan yang diinginkan DUDI.
4. Budidaya Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Meski sudah bekerjasama dengan DUDI, tidak semua lulusan SMK bisa diterima di perusahaan atau industri yang terkait dengan program pengalamannya. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan berwirausaha, agar tidak hanya ahli dalam bekerja, tetapi juga mampu mendirikan perusahaan baru atau membuka profesi baru.
Di peringkat ketujuh sistem perekonomian dunia, Indonesia tidak hanya sekadar menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan DUDI. Bahkan Indonesia harus waspada dengan menyiapkan tenaga kerja yang berjiwa wirausaha agar dapat membantu meningkatkan situasi keuangan di Indonesia selain membuka lapangan pekerjaan baru bagi berbagai tenaga ahli. Disitulah urgensi peningkatan strategi kompetensi kepada kapabilitas swasta sesuai dengan peristiwa abad XXI.
Kemampuan berwirausaha dapat dibangun dari mahasiswa di perguruan tinggi dengan cara mempromosikan kemampuan mahasiswa ke lingkungan sekitar atau DUDI secara instan. Kemampuan kewirausahaan ini tidak bisa dihasilkan identik dengan itu, harus ada strategi pemupukan pada mahasiswa. Kemampuan berwirausaha dapat dibangun apabila terdapat unit kemampuan di suatu satuan sekolah yang menerima bantuan modal dan menjual dagangannya agar penghasilan tersebut dapat langsung digunakan untuk menunjukkan roda usaha. Keahlian kewirausahaan seperti ini harus dibina dan dipraktekkan selama mahasiswa mengamati jalannya pengajaran dan pembelajaran.
5. Adaptasi Asli dan Kontekstualisasi
Strategi perencanaan dan pembelajaran SMK hendaknya memuat lingkungan sekitar, yang dapat dilakukan melalui dialog, untuk memastikan bahwa perguruan tinggi dapat menjawab seruan lingkungan / lingkungan. Dalam hal ini, perguruan tinggi dan masyarakat memiliki pemahaman yang identik tentang pentingnya sekolah bagi peristiwa tradisi dan sistem ekonomi pribumi. Penyediaan perusahaan akademis harus menjawab keinginan lingkungan dan menangani keinginan sosial, budaya, aktualitas dan bahasa, bukan hanya menyajikan kurikulum dan pengajaran yang seragam.
Hal tersebut dapat dimulai pada tahap perbaikan karena pembagian SMK bertumpu pada energi keuangan lingkungan. Misalnya, daerah yang berada di pesisir pantai dapat dibangun SMK perikanan dan kelautan agar mahasiswa setelah lulus dapat memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang perikanan atau kelautan. Karena fakta ini, atribut utama dan paling vital dari strategi sekolah kejuruan adalah memprovokasi jalannya perencanaan dengan melakukan dialog dengan masyarakat di mana perguruan tinggi akan ditempatkan dan menawarkan perusahaan. Tahapan ini sangat penting agar pendidikan kejuruan sesuai dengan panggilan dan kesadaran akan keinginan, keinginan, dan manfaat perbaikannya untuk dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Fakultas juga memasukkan gagasan kontekstualisasi dan adaptasi kurikulum dan pembelajaran. Masing-masing harus disesuaikan dengan konteks asli: tradisi, bahasa, keyakinan, dan keinginan peningkatan, sebagai bagian dari metode "mempelajari inovasi teknik" untuk menciptakan identifikasi budaya yang kuat dan memastikan relevansi sekolah. Fakultas juga harus menuai manfaat dari lembaga pembinaan instruktur dalam peningkatan instruktur.
Tidak ada komentar untuk "Ciri-Ciri Pendidikan Vokasi yang Baik"
Posting Komentar